RIAUIN.COM - Postingan akun Facebook Oshin Photograph beberapa hari lalu meresahkan masyarakat Melayu Tapung, Kabupaten Kampar.
Pasalnya, tulisan Oshin tentang sejarah Kota Batak di Desa Pantai Cermin dan asal muasal nama Kota Garo yang diplesetkan menjadi Kota Karo, sehingga menjadi tanah nenek moyang Karo ditentang ninik mamak, tokoh masyarakat, perangkat desa dan para pemuda.
"Masyarakat bersatu untuk menyikapi pelecehan dan pemutarbalikkan fakta yang ditulis Oshin Photograph di akun Facebook miliknya," kata Ketua Umum Ikatan Keluarga Sungai Tapung (IKST) Riau H Sapaat sesuai rilis yang diterima Riauin.com, Jumat (27/8/2021).
Dia menjelaskan, tanah Melayu Tapung dimulai sejarahnya tahun 600 Masehi ketika itu di Tapung (sekarang Petapahan) punya tambang emas, sehingga terkenal sampai ke belahan dunia timur dan barat.
"Hal ini sedang diteliti ulang IKST bekerjasama dengan University Leiden Belanda," jelasnya.
Merujuk hasil Seminar Sejarah Tapung yang ditaja IKST bersama Sejarawan Riau Prof Suwardi MS tahun 2017, lanjut Sapaat, disimpulkan bahwa di Petapahan (dulu Tapung) ada Kerajaan Petapahan yang mashur abad ke-13 sampai 18 Masehi.
Pada abad 18 Masehi guna mempertahankan jalur perdagangan Internasional di Petapahan-Sungai Jantan (Pokanbaghu) pada masa itu, maka Kerajaan Petapahan bergabung dengan Kerajaan Siak Sri Indrapura dan menjadi propinsi ke-9 dan 10 dengan nama Provinsi Tapung Kanan dan Provinsi Tapung Kiri.
Sedangkan bekas wiilayah Kerajaan Petapahan dengan satu adat istiadat utuh tersebut, saat ini menjadi 5 kecamatan yang berada di dua Kabupaten (Kampar dan Rohul) yaitu Kecamatan Tapung, Tapung Hilir, Tapung Hulu, Tandun dan Kecamatan Kabun.
"Sedangkan Kota Karo di Tapung yang disebut Oshin di akun Facebook-nya masuk wilayah Kenegerian Sekijang. Dimana, daerah itu sejak dulu merupakan tanah Melayu yang terbuka untuk perdagangan dan orang. Sekarang dimekarkan menjadi Desa Koto Garo," jelas alumni Universitas Riau ini.
Ketua MKA LAKTA Tapung Zulfahmi menambah, nama Kota Batak baru dikenal setelah kemerdekaan (tahun 60-an). Sebelumnya, nama Kota Batak yang masuk Desa Petapahan (sekarang Desa Pantai Cermin) dulunya disebut Koto Sekotuok karena dekat dengan Sungai Sekotuok yang mengalir ke Sungai Tapung.
"Akibat informasi yang keliru disampaikan Oshin Photograph, membuat warga resah. Karena jelas memutarbalikkan sejarah. Untuk itu, kita minta Oshin Photograph yang bekerja di Kantor Pengacara di Medan
segera menghapus postingan yang menyesatkan itu. Kemudian meminta maaf secara terbuka kepada masyarakat Melayu Tapung," tegas Sapaat dan Zulfahmi.
Nurbay Yus , salah seorang Ninik Mamak Kenegerian Pantai Cermin mengaku, para Tokoh Adat dan Tokoh masyarakat Pantai Cermin tidak pernah kenal dengan nama Kota Batak yang ada di Desa Pantai Cermin sejak dulunya.
"Kami baru kenal nama Koto Batak itu di Pantai Cermin setelah PT Caltex beroperasi di Desa Pantai Cermin. Dengan segala keterbatasan dikala itu, nama Koto Batak memang pernah digugat oleh masyarakat Pantai Cermin ke pihak PT Caltex melalui Pemerintahan Provinsi Riau. Namun sampai hari ini belum membuahkan hasil," jelas Nurbay Yus.--rls/eka.
No comments:
Post a Comment