Serangan mendadak Israel terhadap berbagai target strategis di Iran dalam Operasi Rising Lion ternyata bukan hanya mengandalkan kekuatan udara dari luar. Berdasarkan laporan media Israel N12, serangan tersebut melibatkan agen-agen yang telah lama ditanam di dalam wilayah Iran, lengkap dengan fasilitas militer tersembunyi yang dikendalikan dari jauh. Laporan ini menguak fakta mengejutkan: Israel tidak hanya mengawasi dari luar, tetapi juga telah membentuk dan mengaktifkan jaringan kelompok rahasia untuk menebar kekacauan dari dalam.
Kelompok ini bukan kelompok bayangan tanpa bentuk. Mereka dilatih secara sistematis oleh Mossad, lembaga intelijen elite Israel, dengan tujuan khusus: menghancurkan kemampuan nuklir dan rudal jarak jauh Iran. Operasi ini merupakan puncak dari perencanaan selama berbulan-bulan yang melibatkan infiltrasi ke dalam negeri musuh, pembentukan basis operasi tersembunyi, hingga pengoperasian senjata drone dari dalam jantung Iran sendiri.
Para agen ini bukan hanya bertugas melakukan pengintaian. Mereka merupakan bagian dari kelompok yang telah direkrut, dilatih, dan dipersenjatai untuk melakukan sabotase dan penyerangan strategis. Dengan memanfaatkan drone kamikaze dan rudal anti-kendaraan yang bisa melayang di udara hingga menemukan targetnya, mereka mampu menyerang instalasi penting Iran tanpa mengundang serangan balasan langsung.
Mossad disebut membentuk semacam “unit teror internal” yang terdiri dari warga lokal yang direkrut secara diam-diam. Beberapa dari mereka dilaporkan berasal dari kalangan oposisi politik di Iran, bahkan dari kalangan militer atau aparat keamanan yang telah berhasil dibujuk dengan imbalan dana, perlindungan, atau pelarian ke luar negeri. Rekrutmen semacam ini bukan hal baru dalam dunia intelijen, namun skala dan keberanian operasinya kali ini tergolong luar biasa.
Keberadaan basis drone rahasia di dekat Tehran yang berhasil ditemukan oleh aparat Iran menunjukkan betapa dalamnya infiltrasi ini telah berlangsung. Lokasi tersebut dilaporkan digunakan untuk meluncurkan serangan langsung ke sasaran militer Iran, dengan kendali jarak jauh dan otomatisasi tinggi. Hal ini memungkinkan Mossad untuk melumpuhkan sistem pertahanan udara Iran tanpa perlu mengerahkan pesawat dari luar wilayah.
Iran sendiri mengonfirmasi adanya penemuan fasilitas rahasia tersebut dan menyatakan bahwa ini adalah bukti keterlibatan langsung Israel dalam aktivitas spionase dan sabotase di dalam negeri. Pemerintah Iran menyebut tindakan ini sebagai “deklarasi perang tanpa pengumuman” dan telah memperketat pengawasan terhadap jaringan dalam negeri yang dicurigai terafiliasi dengan pihak asing.
Sejumlah analis memperkirakan bahwa jaringan ini bukanlah hal baru, melainkan kelanjutan dari operasi-operasi intelijen Israel sebelumnya, termasuk pembunuhan ilmuwan nuklir Iran dan sabotase fasilitas nuklir Natanz. Namun, untuk pertama kalinya publik mengetahui bahwa Mossad juga membentuk dan melatih satuan bersenjata dalam negeri Iran yang bertindak seperti kelompok teror terorganisir.
Operasi ini menunjukkan perubahan drastis dalam strategi Israel. Tidak hanya mengandalkan superioritas udara dan serangan luar, kini Israel memilih untuk menciptakan “perang dalam perang” dengan membentuk kelompok internal yang mampu mengganggu stabilitas dari dalam. Metode ini mencerminkan taktik hybrid warfare, perpaduan antara militer, intelijen, dan operasi rahasia.
Iran menyebut kelompok ini sebagai antek asing yang bertujuan memecah belah rakyat dan meruntuhkan struktur negara. Pemerintah Iran kini memperluas jaringan kontraintelijen dan meluncurkan operasi pembersihan di beberapa wilayah yang diduga menjadi pusat aktivitas jaringan ini. Sebagian besar pengungkapan berasal dari hasil interogasi terhadap agen-agen yang tertangkap.
Mossad sendiri tidak pernah mengonfirmasi secara resmi keterlibatannya, sesuai kebijakan nonkonfirmasi terhadap operasi rahasia. Namun pernyataan sejumlah pejabat Israel mengisyaratkan bahwa serangan terhadap target strategis Iran merupakan bagian dari “hak mempertahankan diri” terhadap ancaman eksistensial dari program nuklir Teheran.
Dengan dibentuknya kelompok ini, Israel secara efektif menciptakan kaki tangan dalam negeri yang tidak hanya menyabotase, tetapi juga menyebar ketakutan dan ketidakpastian di kalangan militer dan elite politik Iran. Efek psikologis dari serangan dari dalam jauh lebih besar daripada serangan dari luar, karena menumbuhkan rasa tidak aman di jantung kekuasaan.
Konflik Israel-Iran yang selama ini lebih banyak berlangsung secara tak langsung kini memasuki fase baru. Bukan lagi sekadar adu teknologi atau sanksi ekonomi, tapi perang jaringan yang memanfaatkan rakyat sendiri untuk melawan negaranya. Ini bukan hanya operasi militer, melainkan operasi narasi dan propaganda juga.
Pihak Iran kini dihadapkan pada dua tantangan besar: menemukan semua sel tidur kelompok ini dan mencegah rekrutmen baru. Namun di sisi lain, terlalu banyak penangkapan dan represi berpotensi memperbesar ketidakpuasan publik, yang justru bisa menjadi ladang subur bagi Mossad merekrut anggota baru.
Pengamat geopolitik memperingatkan bahwa pembentukan kelompok teror semacam ini oleh negara terhadap negara lain menandai ambang baru dalam konflik global. Ini bukan lagi sekadar perang antar tentara, melainkan perang dengan wajah sipil, perang yang sulit dibedakan antara operasi keamanan dan aksi teror.
Jika benar Mossad telah menanam dan membina jaringan milisi rahasia di Iran, maka dampaknya bisa bertahan lama dan sangat destruktif. Operasi semacam ini bisa mengguncang kepercayaan rakyat terhadap negaranya sendiri dan membuka jalan bagi destabilisasi jangka panjang.
Bagi Israel, strategi ini mungkin dipandang efektif secara militer dan politik. Namun bagi stabilitas regional, pendekatan semacam ini menambah bahan bakar pada api konflik Timur Tengah yang sudah membara. Setiap aksi semacam ini memperpanjang daftar dendam yang tak kunjung selesai.
Kini dunia menunggu bagaimana Iran merespons lebih lanjut, dan apakah strategi perang bayangan Israel akan memicu perang terbuka, atau justru mendorong serangkaian aksi balasan serupa dari Teheran terhadap wilayah Israel dan sekutunya. Yang pasti, medan tempur telah berpindah ke dalam negeri.
Dibuat oleh AI
No comments:
Post a Comment