Pengukuhan Pengurus Besar Gerakan Angkatan Muda Melayu Indonesia (PB GAMI) periode 2024-2029 menghadirkan kejutan menarik dengan ditunjuknya Dr Dahnil Anzar Simanjuntak SE ME sebagai Ketua Dewan Pakar. Sosok yang dikenal luas sebagai Juru Bicara Presiden RI ke-8 dan Wakil Kepala Badan Penyelenggara Urusan Haji dan Umroh RI ini memiliki latar belakang etnis Batak, namun kini mengambil peran sentral dalam organisasi kepemudaan Melayu.
Penunjukan Dahnil Anzar sebagai Ketua Dewan Pakar PB GAMI menjadi sorotan tersendiri dalam acara yang berlangsung meriah di Deli Serdang pada Sabtu, 2 November 2024. Kehadirannya di posisi strategis ini mengundang berbagai interpretasi dan harapan baru bagi gerakan pemuda Melayu di Indonesia.
Dalam sambutannya, Dahnil Anzar berbagi kisah pribadinya yang menarik terkait keterlibatannya dalam organisasi kemelayuan ini. Ia mengaku bahwa selama masa mahasiswa, dirinya cenderung skeptis terhadap organisasi paguyuban kesukuan dan memilih untuk tidak bergabung dengan satupun. Namun, takdir membawanya bertemu dengan Bapak Subandi, Ketua Umum PB GAMI terpilih, yang kemudian memintanya untuk mengemban amanah sebagai Ketua Dewan Pakar.
"Saya tak bisa membantah dan sejak itulah ideologi saya 'dirusak' Bapak Mertua saya," ujar Dahnil dengan nada jenaka, merujuk pada perintah yang ia terima untuk menerima posisi tersebut. Ia bahkan berkelakar tentang keikutsertaannya dalam "organisasi anti aging" mengingat usia Ketua Umum PB GAMI yang terpilih.
Namun, di balik candaannya, Dahnil Anzar menyampaikan pandangan mendalam tentang pentingnya identitas dan persatuan dalam keberagaman Indonesia. Ia menyadari bahwa justru dari pengakuan dan penghargaan terhadap identitas etnis masing-masing, termasuk Melayu dan Batak, keindonesiaan yang sejati akan muncul.
"Justru identitas itu muncul disitulah keindonesiaan muncul. Bahwa Indonesia adalah Melayu, Batak, Cina Makassar, Manado, Ambon, Kalimantan, Jawa dan lainnya. Banyak suku-suku di Indonesia. Artinya Indonesia bukan punya suku tapi Indonesia punya kita," tegas Dahnil.
Pengalaman pribadi Dahnil yang lahir dari ayah berdarah Melayu Pesisir Sibolga dan ibu berdarah Melayu Aceh Tamiang, serta tumbuh besar di berbagai wilayah di Indonesia, memberikannya perspektif unik tentang akulturasi budaya. Awalnya menolak organisasi kesukuan, Dahnil kini menyadari kekeliruannya dan melihat pentingnya mencari dan menghargai asal-usul.
"Seperti saya dari Tapteng istri dari Melayu, maka anak lahir di Jakarta. Pasti suatu hari mencari eksistensinya," ujarnya, menekankan bahwa setiap individu memiliki kebutuhan untuk terhubung dengan akar budayanya.
Lebih lanjut, Dahnil Anzar menekankan bahwa kunci keberhasilan sebuah negara terletak pada institusi ekonomi dan budaya yang terbuka dan inklusif. Ia melihat potensi besar dalam keterbukaan masyarakat Melayu yang memiliki identitas keislaman yang kuat namun tetap menerima keberagaman budaya lainnya.
"Kalau kita mau sukses demokrasi, budaya, ekonomi maka harus terbuka. Tidak korup dan semuanya. Kalau negara gagal berarti eksklusif. Presiden Prabowo itu merangkul, semua pihak benci Prabowo tapi dia rangkul. Dendam dan benci dia kubur," kata Dahnil, mengaitkan pentingnya persatuan dengan kepemimpinan yang inklusif.
Sebagai Ketua Dewan Pakar PB GAMI, Dahnil Anzar diharapkan dapat memberikan sumbangan pemikiran dan strategi untuk memajukan organisasi kepemudaan Melayu ini. Latar belakangnya yang beragam dan pengalamannya di tingkat nasional diharapkan dapat membawa perspektif baru dalam upaya mendorong stigma Melayu yang lebih positif dan progresif.
Penunjukan seorang tokoh berlatar belakang Batak seperti Dahnil Anzar sebagai salah satu pilar penting dalam organisasi Melayu juga mengirimkan pesan kuat tentang inklusivitas dan persatuan dalam keberagaman. Ini menunjukkan bahwa identitas etnis tidak menjadi penghalang untuk bekerja sama dalam memajukan kepentingan yang lebih luas.
Kehadiran Dahnil Anzar di PB GAMI diharapkan dapat menjadi jembatan penghubung antara berbagai kelompok etnis di Indonesia, khususnya antara masyarakat Melayu dan Batak. Kolaborasi ini berpotensi menghasilkan sinergi positif dalam membangun bangsa yang lebih kuat dan bersatu.
Dengan pengalaman dan jaringan yang luas di tingkat nasional, Dahnil Anzar juga diharapkan dapat membantu PB GAMI dalam memperjuangkan aspirasi masyarakat Melayu di tingkat kebijakan.
Suaranya sebagai tokoh nasional akan memberikan bobot lebih dalam upaya memajukan hak-hak masyarakat adat dan mengembangkan potensi budaya Melayu.
Penunjukan Dahnil Anzar sebagai Ketua Dewan Pakar PB GAMI merupakan langkah strategis yang menunjukkan visi inklusif dari kepengurusan baru. Ini adalah sinyal bahwa PB GAMI ingin merangkul semua pihak yang memiliki kepedulian terhadap kemajuan masyarakat Melayu dan bangsa Indonesia secara keseluruhan, tanpa memandang latar belakang etnis.
Ke depan, peran Dahnil Anzar dalam PB GAMI akan menjadi salah satu fokus perhatian. Kontribusi pemikiran dan gagasannya diharapkan dapat membawa angin segar dan arah yang lebih progresif bagi gerakan kepemudaan Melayu di Indonesia.
Langkah ini juga menjadi contoh inspiratif tentang bagaimana keberagaman etnis di Indonesia dapat menjadi kekuatan pemersatu, di mana tokoh-tokoh dari berbagai latar belakang dapat bekerja sama untuk mencapai tujuan bersama demi kemajuan bangsa.
Dengan Dahnil Anzar Simanjuntak sebagai salah satu nahkoda intelektualnya, PB GAMI diharapkan mampu mengukuhkan posisinya sebagai organisasi kepemudaan Melayu yang relevan, progresif, dan berkontribusi signifikan bagi kemajuan Indonesia. Fokus pada pembangunan stigma Melayu baru yang positif dan inklusif menjadi agenda utama yang diemban bersama.
No comments:
Post a Comment