Generasi TCK Mencari Jati Diri Leluhur

  • Breaking News

    Tuesday, June 13, 2017

    Belajar dari Kharisma, Kisah Anggota Kel. Besar Meneladani Kesuksesan Buya Ali Akbar Marbun

    PAHOMPU NABURJU -- Buya Ali Akbar Marbun merupakan tokoh sentral yang menyatukan seluruh anggota keluarga besarnya.

    Sebagai pemimpin dia menjadi teladan (baca) bagi ratusan kemenakan, cucu, cicit dan seterusnya dalam mengarungi hidup di berbagai tempat di Indonesia dan luar negeri.

    Tak jarang petuah-petuahnya menjadi pendorong untuk maju terus pantang mundur dalam menghadapi rintangan kehidupan.

    Perhatian kepada anggota keluarga tidak saja dalam bentuk yang umum, tapi juga sangat rinci dan detail.

    Sebut misalnya, saat kemenakannya, Julkifli Marbun, beraudiensi baru-baru ini, dia langsung memberi masukan untuk tetap menjalin silaturrahmi dengan anggota masyarakat Pakkat di Jakarta (PMPS) walau yang bersangkutan sudah tidak menjadi ketua karena pindah domisili ke Penang, Malaysia. (baca)

    Sebelumya, Buya juga menyempatkan memberi nasehat-nasehat berharga kepada anak-anak adindanya almarhum Jureman Marbun lainnya seperti M. Yusuf Marbun, MA, yang kini mengelola Yayasan Mahmun Syarif, Ummi Nurjuriatussifah, Kepala Sekolah Aliyah di Pesantren, Ummi Nursyahri, sarjana Alquran dan Ilmu Tafsir yang kini mengajar di pesantren.

    Almarhum adindanya wafat baru-baru ini di Pakkat (27 Mei 2017), dikenal dengan nama Mahmun Syarif Marbun (baca) sewaktu sama-sama belajar di Pesantren Musthafawiyah Purba Baru.

    Buya Ali Akbar Marbun bersama ibunda Hj. Khadidjah Nainggolan dan Hj. Rotua Sitohang (istri alm. Jureman/Mahmun Syarif Marbun). Berdiri di depan mengenakan seragam mirip militer, H. Ahmad Jubeir Marbun, semasa kecil, Nurjannah Marbun dan Julkifli Marbun (balita digendong ibunda Hj. Rotua Sitohang)


    Perhatiannya terhadap setiap anggota keluarga sering membuat mereka terharu.

    Nurcahaya br Marbun, kemenakan yang lain, kini bekerja di Kementerian Ristek Dikti mengungkapkan hal itu. Menurutnya, kharima Buya Ali Akbar tak bisa lekang dari anggota keluarganya karena akan terbawa kemana saja mereka pergi.

    "Beliau, mempunyai pitonggam (kharisma) yang dibawa lahir," katanya.

    Seberapa keras usaha yang dilakukan dalam hidupnya, pesan dan nasehat Buya telah menjadi inspirasi baginya dalam mengarungi hidup.

    Walau belum pernah belajar di pesantren, karena saat itu belum ada, Nurcahaya selalu berkunjung ke kampus menemui Buya dan berziarah setiap tahunnya.

    Adiknya, Marni br Marbun, pernah menetap di pesantren bersama Buya, kini merupakan pengusaha sukses di Riau di bidang kehutanan, perkebunan dan otomotif.

    Begitu juga Dahlia br Marbun yang mempunyai jaringan bengkel di Cikarang, Jawa Barat.

    Putri dari almarhum abangda Buya yang kedua ini, kini mengelola usaha yang seharusnya dilakoni oleh kaum pria ini, sangat terinspirasi oleh kesuksesan hidup Buya Ali Akbar Marbun.

    Dahlia juga mempunyai adik, Rodiah Marbun, MA yang pernah menjadi Kepala Sekolah di Pesantren Al Kautsar Al Akbar.

    Alm. Hj. Khadizah br Nainggolan (kedua dari kiri) ibunda dari Buya Ali Akbar Marbun bersama menantu, Hj. Rotua Sitohang (istri alm Jureman/Mahmun Syarif Marbun), dan cucu-cucunya. Paling kanan cucu Dahlia br Marbun menggendong Julkifli Marbun yang masih kecil


    Seperti halnya kemenakan Buya lainnya, Ummi Rodiah telah ikut serta mendididik ratusan murid dan kini menjadi alumni. Insyallah akan menjadi amal jariyah yang sangat berharga baginya kelak dan bagi almarhum ayahandanya yang dimakamkan di Siniang.

    Tali pecut dari nasehat Buya, yang merupakan salah satu tokoh utama di kalangan marga Marbun ini (baca), juga menghantarkan Bang Leman untuk mengarungi hidup di Malaysia sampai sekarang. Abang dan kakaknya yang hampir sama umurnya dengan Buya, paman mereka, juga sukses di berbagai bidang di Asahan, Tebing Tinggi dan lain sebagainya.

    Kisah ini akan semakin panjang bila memasukkan kisah sukses kalangan cucu, cicit (hula-hula, boru dan bere) yang telah melakoni berbagai profesi di Indonesia, berkat nasehat dan petuah dari Buya. Di antaranya sebagai anggota TNI/Polri, Diplomat, pengusaha di bidang wisata, konstruksi dan lain sebagainya. Walau tak bisa dipungkiri, masih ada yang sedang dalam proses ke arah itu.

    Buya Ali Akbar Marbun, memakai serban di belakang, ketika berkunjung ke kampung halamannya Siniang, Pakkat, Humbang Hasundutan


    Bagi anggota keluarganya, Buya Ali Akbar Marbun, yang kini menjadi Rais Syuriah PBNU, Ketua Dewan Ulama Jamiyah Batak Muslim Indonesia (JBMI) dan pengasuh Pesantren Al Kautsar Al Akbar di Medan dan Humbang Hasundutan, (baca) tidak saja merupakan guru, pemimpin dan suri teladan yang baik, tapi juga menjadi ayahanda, kakek, eyang yang selalu memberi kasih sayang yang tiada tara.

    Semoga Allah SWT selalu menjaganya, memanjangkan umurnya dan dikaruniai rezeki dan kesehatan yang penuh keberkahan. Doa yang sama ditujukan kepada segenap anggota keluarga, semoga nasehat dan petuah Buya dapat membuat mereka sukses dunia akhirat, terus berada dalam agama Allah SWT, meneladani Rasul dan kekasih-Nya, Muhammad SAW dan ikut serta membangun bangsa dan negara Indonesia yang tercinta. (*)

    Yuk gabung PanPage Facebook Belajar Quran dan Ilmu Tafsir atau di sini


    Home | UD Paju Marbun | Sultan Group | IMECH | BeritaDekhoCom | TobaPosCom

    No comments:

    Post a Comment


    Galeri

    Ekonomi

    Budaya