Namun, beban sejarah membuat Ankara mempunyai pilihan yang sulit di samping letak geografi Yaman yang tidak dekat dengan Turkiye.
Selain itu, belum ada pihak di Yaman yang secara langsung meminta bantuan dari Turkiye sebagaimana pemerintaan resmi pemerintah Libya dan Azerbaijan saat menghadapi konflik di negara mereka.
Namun dari semua analisis, keterlibatan Turki dapat dibuat dalam empat kasus.
1. Dengan tetap mempertahankan kebijakan Turkiye sekarang yakni dengan melibatkan diri dalam misi kemanusiaan sebagaimana telah dilakukan melalui TiKA.
2. Turki bisa saja terlibat, jika Pemerintah Yaman di bawah Rashad Al Alimi mengajukan permintaan. Khususnya usai Presiden Al Alimi memasukkan Houthi sebagai kelompok teroris setelah serangan drone ke Hadramaut.
Tahun lalu, kelompok Houthi di Sanaa merusak kompleks makam Ottoman yang dibangun pemerintah Turkiye.
Tindakan ini langsung dikecam Ankara dan pemerintah Yaman yang sah. Tindakan Turkiye ini diperkirakan dipicu dukungan Ankara ke koalisi Teluk pendukung pemerintahan yang sah Yaman dengan suplai persenjataan dan drone.
3. Peluang Turkiye untuk masuk mendamaikan Yaman disebut oleh berbagai pihak dapat dilakukan dengan mendukung Partai Islah. Namun parpol ini tidak lagi mendominasi pemerintahan Yaman saat ini.
Namun, jika Pemerintahan Yaman Selatan (STC) memerdekakan diri, kemungkinan Turki untuk masuk terbuka luas khususnya jika Hadramaut menolak bergabung dengan Yaman Selatan.
Namun skenario Yaman Selatan ini masih jauh karena STC masih menjadi bagian dari pemerintahan Yaman (PLC).
4. Turki bisa mendukung koalisi Teluk dengan terus mengupayakan perdamaian antara Houthi dan pemerintah.
Belakangan, berbagai pertemuan telah dilakukan oleh kelompok Houthi dengan Partai Al Islah untuk menjajaki kemungkinan adanya perdamaian.
Jika semua pihak mendukung perdamaian dan mengakhiri konflik, maka posisi Turkiye dibutuhkan dalam rekonstruksi dan investasi.
No comments:
Post a Comment