Tak banyak yang tahu sosok Guru Djeto yang terkenal itu. Tapi bagi warga Pakkat, Humbang Hasundutan, Guru Djeto merupakan sosok yang dianggap berjasa.
Almarhum dulunya dikenal mempunyai banyak ilmu dan berperan mengembangkan masyarakat Muslim di Humbang Hasundutan, khususnya Pakkat dan Parlilitan.
Di Sijungkang, Parlilitan, dia dikela sering mengadakan 'pesantren kilat' yang dikenal sebagai 'acara suluk'.
Hj. Rotua br Tohang, alias Op. Sultan Alfarisi/Thaha Marbun, tokoh Muslim Pakkat yang masih hidup saat ini menceritakan bahwa Guru Djeto bersama timnya sering singgah di desa kelahirannya Sijungkang.
Melalui merekalah, keluarga Tohang mengenal Islam, salah satunya.
Walaupun selain tim suluk, ada juga kelompok-kelompok dakwah yang selalu datang keliling Humbang Hasundutan, khususnya dari Barus dan Sipirok.
Siapakah Guru Djeto...?
Menurut cerita-cerita para tetua, Guru Djeto merupakan ulama sufi bermarga Nainggolan yang tinggal di Manduamas, Tapanuli Tengah.
Salah satu karomahnya yang banyak diketahui adalah kemampuan berjalan dari Pakkat ke Barus dalam waktu singkat.
Singkat cerita, saat dia usai maronan atau berdakwah ke Pakkat, dia ingin kembali ke Manduamas dengan menumpang angkutan.
Tapi apa boleh buat angkutan tersebut ternyata penuh dengan penumpang.
Guru Djetopun tak ikut. Namun, para penumpang terkejut, saat mereka sampai di Barus, mereka melihat Guru Djeto sudah sampai terlebih dahulu ke sana.
Tidak mungkn dia menumpang mobil yang lain, karena jalan ke Barus hanya satu, tak ada simpang lain. Dan, tak ada mobil yang melewati mereka.
Cucu Guru Djeto, Nursehatna Nainggolan, yang dihubungi Pahompu Naburju, mengaku tak mengenal sosok Ompungnya tersebut.
Dia lahir usai wafatnya ompungnya, sang legenda Guru Djeto.
No comments:
Post a Comment