Generasi TCK Mencari Jati Diri Leluhur

  • Breaking News

    Sunday, March 30, 2025

    Makam Raja Binanga: Jejak Peradaban Islam Kuno di Pedalaman Subulussalam, Aceh



    Di jantung pedalaman pantai barat Aceh, tepatnya di Desa Binanga, Kecamatan Rundeng, Kota Subulussalam, tersembunyi sebuah situs arkeologis yang menyimpan misteri peradaban Islam kuno. Sebuah area seluas 70 x 80 meter, yang dikenal sebagai Makam Raja Binanga, menyimpan ratusan batu nisan Islam kuno, menjadikannya situs dengan jumlah batu nisan terbesar di pantai barat Aceh.
    Keberadaan situs ini menjadi bukti kuat eksistensi permukiman Muslim di pedalaman Aceh pada masa lampau.

    Berbeda dengan kota-kota pesisir seperti Singkel, Trumon, dan Kuala Batee yang ramai dengan aktivitas perdagangan rempah, Binanga justru terletak di pedalaman, di tepi Sungai Singkel, sungai terpanjang di Aceh yang menghubungkan masyarakat dataran tinggi dengan pesisir.

    Makam Raja Binanga mudah diakses dan menjadi bagian dari kehidupan sehari-hari masyarakat setempat. Lokasinya yang berada di antara kantor desa dan masjid menjadikannya tempat yang sering dikunjungi. Namun, ironisnya, situs ini belum pernah menjadi objek penelitian akademis, sehingga riwayatnya masih menjadi misteri.

    Penelitian tentang Makam Raja Binanga menjadi sangat penting untuk mengungkap sejarah permukiman Muslim di pedalaman Aceh. Selama ini, perhatian lebih terfokus pada kota-kota pesisir yang memiliki catatan sejarah perdagangan rempah yang kaya. Binanga, sebagai permukiman pedalaman, menawarkan perspektif baru tentang pola dan eksistensi peradaban Islam kuno di wilayah ini.

    Batu nisan, sebagai artefak visual, menjadi sumber informasi penting tentang geopolitik, sosial-ekonomi, dan kronologi suatu wilayah. Melalui pendekatan arkeologis, penelitian terhadap batu nisan di Makam Raja Binanga diharapkan dapat memberikan gambaran yang lebih jelas tentang peran Binanga dalam jaringan perdagangan kuno di Sumatra.

    Penelitian ini juga bertujuan untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan mendasar tentang situs Binanga, seperti morfologi, kronologi, fungsi, dan relasi situs dengan permukiman kuno lainnya di pantai barat Aceh. Dengan demikian, penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi signifikan terhadap pemahaman sejarah Aceh secara keseluruhan.

    Keberadaan Makam Raja Binanga bukan hanya sekadar situs arkeologis, tetapi juga simbol peradaban Islam kuno yang pernah berjaya di pedalaman Aceh. Situs ini menyimpan potensi besar untuk mengungkap sejarah yang belum terungkap, dan memberikan wawasan baru tentang masa lalu Aceh yang kaya dan kompleks.

    Penelitian yang mendalam dan komprehensif tentang Makam Raja Binanga akan menjadi langkah penting dalam melestarikan warisan budaya Aceh.

    Situs ini bukan hanya milik masyarakat Binanga, tetapi juga milik bangsa Indonesia, sebagai bagian dari sejarah dan identitas nasional.

    Dengan mengungkap misteri Makam Raja Binanga, kita tidak hanya menghormati masa lalu, tetapi juga membangun jembatan untuk memahami masa kini dan merencanakan masa depan. Situs ini adalah pengingat akan kekayaan budaya dan sejarah Indonesia, yang perlu dijaga dan dilestarikan untuk generasi mendatang.




    Galeri

    Ekonomi

    Budaya