Generasi TCK Mencari Jati Diri Leluhur

  • Tuesday, March 25, 2025

    Geger Rendang Raksasa, Sultan Palembang Murka: Willie Salim Dikutuk dan Dilarang Injak Bumi Sriwijaya!

    Kontroversi konten memasak rendang raksasa yang dibuat oleh Willie Salim di kawasan Benteng Kuto Besak (BKB) Palembang terus memanas. Tak hanya menuai kecaman dari warganet dan tokoh masyarakat, kini Kesultanan Palembang Darussalam pun turut bereaksi keras.

    Sultan Mahmud Badaruddin IV Raden Muhammad Fauwas Diradja mengeluarkan maklumat yang berisi lima poin tuntutan tegas kepada sang konten kreator.

    Dalam maklumat yang dirilis pada Senin (24/3/2025), Sultan Palembang mengecam tindakan Willie Salim yang dinilai telah membuat kegaduhan dan mencoreng nama baik masyarakat Palembang. Poin pertama, Sultan menuntut Willie Salim untuk mengklarifikasi dan meminta maaf secara terbuka kepada warga Palembang, bukan hanya melalui video di media sosial, tetapi juga dalam rapat adat Kesultanan Palembang Darussalam.

    Poin kedua, Sultan mendesak Willie Salim untuk melakukan tradisi 'tepung tawar' sebagai bentuk pembersihan diri atas tindakan 'cemau mulut' yang dianggap melanggar adat Melayu Palembang, sebagaimana tertulis dalam kitab Undang-Undang Simbur Cahaya. Tradisi ini merupakan ritual adat untuk memohon ampun dan membersihkan diri dari perbuatan yang dianggap tidak pantas.

    Selanjutnya, poin ketiga, Sultan meminta Willie Salim untuk mencabut dan menghapus seluruh video terkait masak dan makan rendang di BKB Palembang yang mengandung unsur hinaan dan perundungan dari semua akun media sosialnya. Poin keempat, Kesultanan Palembang mendukung penuh langkah hukum yang ditempuh masyarakat Palembang untuk menuntut Willie Salim.

    Poin kelima menjadi puncak kemarahan Kesultanan Palembang. Jika Willie Salim tidak mengindahkan maklumat tersebut, Sultan menyatakan kutukan dan mengharamkan sang konten kreator untuk menginjakkan kaki di tanah Palembang seumur hidupnya. Maklumat ini dikeluarkan sebagai pelajaran bagi semua pihak untuk menghormati adat dan budaya Palembang.

    Sebelumnya, Ustaz Abdul Somad (UAS) juga turut angkat bicara mengenai konten Willie Salim. UAS menyebut konten tersebut sebagai 'rendang konspirasi' dan meminta masyarakat Palembang untuk menjaga harkat dan martabat kota mereka. UAS meragukan proses memasak rendang sebanyak 200 kilogram dalam waktu singkat, yang menurutnya membutuhkan waktu berjam-jam dan api besar.

    Kontroversi ini bermula ketika Willie Salim mengunggah konten memasak rendang dalam jumlah besar di kawasan BKB Palembang. Konten tersebut menuai kritik karena dianggap tidak menghormati budaya dan tradisi Palembang, serta menimbulkan kegaduhan di ruang publik.

    Sejarah Kesultanan Palembang Darussalam

    Kesultanan Palembang Darussalam merupakan kerajaan Islam yang pernah berkuasa di wilayah Sumatera Selatan. Kerajaan ini didirikan pada abad ke-17 oleh Ki Gede Ing Suro, seorang bangsawan dari Kesultanan Demak yang bertaliak silsilah dengan Sriwijaya. Pada masa kejayaannya, Kesultanan Palembang Darussalam menjadi pusat perdagangan dan kebudayaan yang penting di Nusantara.


    Kesultanan ini mencapai puncak kejayaannya pada masa pemerintahan Sultan Mahmud Badaruddin I (1724-1758) dan Sultan Mahmud Badaruddin II (1803-1821). Pada masa itu, Palembang menjadi pusat perdagangan lada dan timah, serta menghasilkan berbagai karya seni dan budaya yang bernilai tinggi.

    Namun, kejayaan Kesultanan Palembang Darussalam tidak berlangsung lama. Pada abad ke-19, kerajaan ini mengalami kemunduran akibat konflik internal dan tekanan dari pemerintah kolonial Belanda. Pada tahun 1823, Kesultanan Palembang Darussalam dihapuskan oleh Belanda, dan wilayahnya menjadi bagian dari Hindia Belanda.

    Meskipun telah lama runtuh, Kesultanan Palembang Darussalam tetap memiliki pengaruh yang kuat dalam kehidupan masyarakat Palembang. Nilai-nilai budaya dan tradisi yang diwariskan oleh kesultanan ini masih dijunjung tinggi hingga saat ini. Reaksi keras Sultan Mahmud Badaruddin IV terhadap konten Willie Salim menunjukkan betapa pentingnya menjaga martabat dan kehormatan warisan leluhur bagi masyarakat Palembang.

    Dibuat oleh AI