Ukraina mewarisi teknologi tersebut dari Uni Soviet. Namun dalam invasi ini, Kyiv kelihatan lemah dan membiarkan pasukan Rusia merengsek masuk tanpa perlawanan.
Walau begitu, terdapat beberapa serangan balik mematikan yang ditunjukkan oleh Ukraina yang sepertinya menggunakan taktik asimetris.
Mengingat jumlah pasukan Ukraina lebih sedikit dari Rusia, Kyiv memutuskan untuk membuat konsentrasi pasukannya di beberapa titik saja.
Ini membuat beberapa wilayah hanya dikuasai oleh pasukan sukarelawan dari rakyat yang dipersenjatai apa adanya.
Pasukan Ukraina mundur ke barak mereka dan sesekali menggempur titik paling lemah dari pasukan Rusia.
Taktik hit and run ini sebenarnya adalah konsep gerilya. Namun Ukraina tetap menggunakan kemampuan alutsistanya untuk memggempur posisi Rusia.
Baru-baru ini, Ukraina berhasil menghancurkan Bandara Udara Kherson yang telah dikuasai oleh Rusia dan dijadikan sebagai markas besar.
Walau begitu, pasukan Ukraina tidak berusaha untuk merebut atau menguasai kembali bandara ini. Serangan hanya ditujukan untuk menghancurkan fasilitas dan tumpukan pasukan Rusia di dalamnya.
Walau NATO mengungkapkan kepada publik bahwa pihaknya tidak terlibat dalam perang ini.
Namun bukan rahasia lagi bahwa jenderal-jenderal NATO berada di balik koordinasi serangan balik Ukraina.
Di depan media NATO juga hanya mengumumkan mengirimkan persenjataan ringan anti tank dan pesawat serta peralatan militer seperti helm dan baju anti peluru.
Namun bukan tak mungkin diam-diam NATO memasok lebih dari itu termasuk ruda canggil dan alutsista lainnya.
Apa gerangan senjata pamungkas konvensional Ukraina?
No comments:
Post a Comment